Sunday 7 August 2011

N-219, Nafas Kebangkitan Industri Dirgantara Indonesia


 Pic 1. Mock up N-219

N-219, kelahiran harapan baru industri dirgantara Indonesia ini dimulai pada tahun 2006 ketika PTDI (PT. Dirgantara Indonesia) mulai menyadari bahwa terdapat potensi yang cukup besar dalam pasar penerbangan perintis di Indonesia. Pada sebuah negara kepulauan penerbangan perintis merupakan suatu mode transportasi yang sangat krusial dalam mendukung perekonomian, terutama pada wilayah-wilayah terpencil yang hanya dapat dijangkau melalui mode penerbangan dengan landasan pacu pendek. Potensi pasar ini telah lama dikelola, namun sepertinya belum terlalu baik seperti penerbangan terjadwal antar kota besar yang umumnya dilayani oleh maskapai besar layaknya GarudaLionBataviaSriwijaya, dan beberapa maskapai lainnya. Meskipun salah satu maskapai BUMN (Merpati) diplot untuk mengelola penerbangan perintis, nampaknya mereka juga masih kewalahan dengan pasar tersebut, terlihat dengan berkembang pesatnya beberapa maskapai perintis seperti Susi Air atau Aviastar.

Pic 2. Mock up N-219 di hadapan petinggi PTDI


N-219 merupakan desain pesawat terbang bersayap tetap (fixed wing) berkapasitas 19 penumpang generasi baru karya putra-putri Indonesia yang dikembangkan dari desain NC-212 yang sebelumnya telah diproduksi di PTDI (PT. Dirgantara Indonesia) dengan lisensi dari CASA. Nantinya sertifikasi N-219 akan mengacu pada sertifikasi FAR (Federal Aviation Regulation) Part 23 dan CASR (Civil Aviation Safety Regulation) 23. Hal ini menandakan bahwa N-219 memang tidak sekelas dengan NC-212-300 yang memiliki setifikasi FAR (Federal Aviation Regulation) Part 25 dan CASR (Civil Aviation Safety Regulation) 25.

Table 1. Komparasi teknis N-219 dan NC-212-300 (click to enlarge)

Vid 1. Video promo  N-219

N-219 ditawarkan sebagai solusi dalam mengembangkan penerbangan perintis yang diperkirakan pada kurun waktu beberapa tahun ke depan akan memerlukan penggantian armada karena faktor usia serta berbagai potensi lain termasuk pada pasar luar negeri dan miiter. Pesawat ini dirancang untuk mampu mengemban berbagai misi pengangkutan serta memiliki kualifikasi STOL (Short Take Off and Landing) yang membuatnya mampu terbang dan mendarat pada landasan pacu yang relatif pendek dan memiliki peralatan penunjang yang terbatas. Pesawat ini diklaim akan memiliki volume kabin terbesar diantara pesawat sekelas serta memiliki pintu fleksibel yang dapat menunjang perannya dalam berbagai misi transportasi penumpang dan kargo.

 Table 2. Komparasi teknis N-219 dengan pesawat sekelas (click to enlarge)

N-219 diharapkan mampu bersaing dengan pesawat lain yang sekelas karena terdapat beberapa keunggulan yang dimilikinya, terutama pada perbandingan kapabilitas teknis, kualitas, dan harga yang ditawarkan. N-219 diharapkan dapat dijual dengan harga berkisar pada 3,8-4juta US$ dan memiliki nilai BEP (Break Event Point) sekitar 27-30 pesawat. Pengujian aerodinamika N-219 telah sukses dilaksanakan pada Desember 2010 menggunakan model identik berskala 1:6,3 di Laboratorium Aero Gasdinamika dan Getaran milik BPPT di Serpong. Sesuai dengan roadmap yang telah ditentukan, N-219 akan terbang perdana pada tahun 2014 dan Merpati Nusantara Airlines akan menjadi launch customer dengan pesanan sebanyak 20 pesawat untuk menggantikan armada DHC-6 Twin Otter yang mereka miliki.



Pic 3. Desain kokpit N-219

Pic 4. Desain kabin N-219 tipe airliner

Pic 5. Desain kabin N-219 tipe militer atau medevac


General characteristics
Engine: 2XPT6A-61 (850 SHP)
Overall empty weight: 10,489 lb (4,758 kg)
Maximum takeoff weight: 16,000 lb (7,257 kg)
Maximum payload: 5511 lb (2,500 kg)
Width: 66,5 ft (20,272 m)
Height: 19 ft (5,794 m)
Length : 50 ft (15,143 m)

Pic 6. Dimensi N-219 (click to enlarge)

Pic 7. Detailed cutaway N-219 (click to enlarge)

Performances
Maximum speed: 213 kts (245 mph; 394 km/h)
Economic cruise speed: 190 kts (218 mph; 352 km/h)
Stall speed: 61 kn (70 mph; 113 km/h)
Rate of climb: 2,300 ft/min (12 m/s)
Service ceiling: 10,000 ft (3050 m)
Optimum range with maximum payload: 831 nm (955 mi; 1523 km)
Ferry range: 1,580 nm (1,820 mi; 2,930 km)
Take-off distance (35 ft obstacle): 465 m, ISA, SL
Landing distance (50 ft obstacle): 510 m, ISA, SL


Pic 8. Mock up N-219

No comments: