Saturday 17 December 2011

Renungan Pribadi, Belajar dari Adik Penjual Kue


Manusia dalam menjalani hidup hendaknya selalu memaknai jalan hidupnya dengan berpikiran positif serta selalu belajar dari apapun dan siapapun yang kiranya mampu memberikan gain positif untuk kehidupannya dan umat disekitarnya.

Selagi menjalani hidup dan tak hentinya belajar, hendaknya kita juga selalu bersyukur atas segala nikmat dan cobaan yang telah kita peroleh dalam hidup ini. Setiap bagian dari tubuh kita pasti mengerti bahwa kita tidak akan pernah puas dengan yang kita miliki, oleh karena itu kita harus mampu untuk mengontrol diri kita untuk selalu berada pada koridor yang benar.


Artikel berikut ini bukanlah buah pikir, karya tulis, ataupun kisah nyata saya, artikel ini saya peroleh dari milis alumni almamater saya dulu, ITS. Saya berpikir, bisa saja kita belajar banyak dari artikel ini, terutama mengenai bagaimana kita menyikapi lingkungan di sekitar kita dan bagaimana menjaga idealisme pribadi kita masing-masing.

Wednesday 14 December 2011

Research In Motion (RIM) dan Penjajahan Blackberry (BB) di Indonesia


 VS 

Berita dan berbagai macam argumen gonjang-ganjing mengenai "nakal-nya" RIM (Research in Motion) terhadap rakyat dan pemerintah NKRI pada berbagai media cetak dan elektronik nasional dan luar negeri sebenarnya sudah berlangsung cukup lama, bahkan bisa dibilang sudah mendekati basi level dewa.

Saya pertama kali mendengar berita mengenai desakan pemerintah terhadap RIM untuk membangun fasilitas service center dan server di dalam wilayah Indonesia sejak masih ngantor di kantor yang dulu, sekitar pertengahan tahun 2010. Tapi lucunya kondisi ini tetap saja berlangsung hingga akhir tahun 2011 ini.

Lama-lama tangan saya gatel juga untuk menulis opini terkait dengan kondisi yang sudah lebih dari 2 tahun berjalan ini namun hanya membuahkan solusi dibangunnya fasilitas service center RIM di Indonesia ini.

Saturday 10 December 2011

Wings Air, The Picture of it...


Wings Air PK-WFG
Type : ATR72-212A
SN : 882
Engines : 2 x Pratt & Whitney Canada PW127F
Year of Mfg : 2009


Pic 1. Wings Air PK-WFG at Juanda International Airport (click to enlarge)


Wings Air PK-WFK
Type : ATR72-212A
SN : 905
Engines : 2 x Pratt & Whitney Canada PW127F
Year of Mfg : 2010


Pic 2. Wings Air PK-WFK at Hang Nadim International Airport (click to enlarge)

Thursday 8 December 2011

Sriwijaya Air, The Picture of it...


Sriwijaya Air PK-CKH
Type : Boeing B737-3Y0
SN : 25179 LN:2205
Engines : 2 x CFMI CFM56-3B1
Year of Mfg : 1992



Sriwijaya Air PK-CJP
Type : Boeing B737-2B7
SN : 23132 LN:1044
Engines : 2 x Pratt & Whitney JT8D
Year of Mfg : 1984


Friday 25 November 2011

Batavia Air, The Picture of it


Batavia Air PK-YVS
Type : Boeing B737-4H6
SN : 27352 LN:2624
Engines : 2 x CFMI CFM56
Year of Mfg : 1994

Pic 1. Batavia Air PK-YVS at Juanda International Airport in old livery (click to enlarge)

Pic 2. Batavia Air PK-YVS at Juanda International Airport in new livery (click to enlarge)

Tuesday 22 November 2011

Garuda Citilink, The Picture of it


Garuda Citilink PK-GGN
Type : Boeing B737-3U3
SN : 28735 LN:3029
Engines : 2 x CFMI CFM56-3C1
Year of Mfg : 1998


Tuesday 15 November 2011

Garuda Indonesia Airways, The Picture of it


Garuda Indonesia Airways PK-GMI
Type : Boeing B737-8U3
SN : 30143 LN:3243
Engines : 2 x CFMI CFM56-7B26
Year of Mfg : 2010


Friday 11 November 2011

Merah Putih Pahlawan, Dahulu, Sekarang, dan Esok


Setiap jiwa yang bermukim dan tumbuh besar di sebuah wilayah kepulauan Nusantara di bagian barat pasifik dalam NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) insya Allah tahu atau bahkan beberapa di antaranya mungkin paham betul dengan apa yang terjadi pada 10 Nopember tahun 1945 di Surabaya.

Pic 1. Merah Putih Pahlawan, Dahulu, Sekarang, dan Esok (click to enlarge)

Kemarin tepatnya 66 tahun yang lalu, di berbagai sudut kota Surabaya dilancarkanlah serangan bertubi-tubi oleh tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration) ke kubu-kubu pertahanan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) yang berkedudukan di Surabaya. Darah dan peluh bersatu padu mengalir diantara semangat dan niat suci para pejuang TKR dan berbagai laskar untuk mempertahankan kedaulatan negara yang dicintainya, Republik Indonesia.

Wednesday 9 November 2011

Berat Badan Ideal untuk Janin Sehat [Ideal Body Weight for Healthy Fetal]


Sudah beberapa kali termasuk kemarin saya tidak bisa menemani istri tercinta dan si kecil menjalani periodic check-up ke dokter kandungan. Jikalau-pun sekarang jarak kami tidak terpisah ribuan kilometer insya Allah saya akan selalu menemani kemanapun dan dimanapun diperlukan. Ayah mana yang tidak ingin selalu dekat dengan buah hatinya, suami mana yang tidak ingin selalu dekat dengan separuh hatinya.


Alhamdulillah, kabar bahwa si kecil sudah berkembang cukup pesat dengan perkiraan berat badan berkisar pada angka 1.6 kg tidak hentinya membuat hati ini berbunga. Berbagai macam asupan makanan bergizi dan suplemen gizi yang cukup masif diberikan pada bunda-nya sepertinya memberikan hasil yang positif. Kemarin malam tersiar kabar bahwa dokter memberikan testimoni yang cukup baik terkait dengan kondisi kesehatan si kecil di dalam perut bunda-nya termasuk betapa aktifnya si kecil di dalam sana, Subhanallah.

Saturday 5 November 2011

Antara Aku, Kambing, Sapi, dan Idul Adha


(click to enlarge)

Tulisan ini dibuat dengan diiringi alunan takbir yang berkumandang dengan indahnya di Musholla sebelah dan juga di laptop tercinta. Sudah dua kali lebaran kurban saya lalui di perantauan. Tahun kemarin dilalui dengan sholat Ied bersama kawan sekantor di pulau Batam, dan tahun ini entah bakal dilalui dengan siapa, namun lokasinya sudah jelas yaitu di wilayah Tanjung Karang, Bandar Lampung. Sayang sekali, hingga saat ini belum sekalipun sempat merayakan Idul Adha dengan istri tercinta dan si kecil.

Tak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini malam takbiran dilalui dengan kontak senjata dengan keluarga yang berada sekitar 1000km dari tempat saya berada. Senjata yang saya maksud di sini adalah sepasang telepon selular merk Sony Ericsson yang entah bagaimana caranya sudah menjadi semacam communication mark di dalam keluarga saya. Bayangkan saja, saya, istri, orang tua, bahkan mertua pun memakai telepon selular dengan vendor yang sama, meskipun telepon selular sekunder pakai vendor lain. Selain itu juga masih ada modem yang setia me-relai jaringan internet untuk berkomunikasi dengan istri di Jawa. Bukan bermaksud promosi lho ya.

2011 Tough and Sporty Android Smartphones [Xperia Active, Defy+, Galaxy Xcover]


Second quarter of 2011 was the time for Motorola, Samsung, and Sony Ericsson to announce and launch their brand new concept for tough and sporty smartphone. The tough smartphone concepts made for active adventurers and anybody with rough, outdoor, or urban activities. Flick it, kick it, throw it, wet it, even drag, and drop it, tough smartphone shall survive and goes wherever you go.

 
Pic 1. Motorola Defy+ (click to enlarge)

Based on the concept, tough smartphone shall be durable, sporty, but still fashionable. The physical strength advantage of these smartphones shall be supported by user friendly operating system. For these days, I believe that android will be the one that gives us the best and reliable operating system.

Pic 2. Samsung S5690 Galaxy Xcover (click to enlarge)

The muscle of these smartphones are proved by the IP67 standard certification. These smartphones are supposed to withstand water immersion in up to a meter for as long as half an hour. It's also dust-proof and shock-resistant, which is means it's all we need to go to somewhere that we can push our self to the limit.

Pic 3. Sony Ericsson ST17a Xperia Active (click to enlarge)

For this concept, we could find three similar products from these vendors. Motorola had started the competition with Defy+ which is released on September, and then Samsung and Sony Ericsson followed their competitor with S5690 Galaxy Xcover and ST17a Xperia Active on October.

Thursday 3 November 2011

Tanah Airku, Sebuah Kepulauan di Pasifik Barat


Sedikit renungan tentang sebuah kepulauan dengan lebih dari 17000 pulau di dalamnya. Dimana perbedaan dan keberagaman adalah anugerah terbesar di dalamnya. Tanah airku, sebuah kepulauan di pasifik barat.


Tanah airku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai

Walaupun banyak negri kujalani
Yang masyhur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah kurasa senang
Tanahku tak kulupakan
Engkau kubanggakan

tribute to ibu Soed

Sunday 30 October 2011

Dan NC-295 pun Menjadi CN-295


Belum ada 24 jam sejak artikel mengenai lisensi NC-295 yang saya tulis sebelumnya saya post di blog ini. Pagi ini saya menemukan bahwa pesawat yang "dicoba" oleh Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono ketika penandatanganan MoU lisensi C-295 pada tanggal 26 Oktober 2011 telah berganti kode menjadi CN-295. Sejatinya pesawat tersebut adalah sama, yaitu pesawat berjenis C-295 dengan tail number EC-296.

Pic 1. Pesawat C-295 dengan tail number EC-296 mendarat pertama kali
di Lanud Halim Perdana Kusuma (click to enlarge)

Masih terkait dengan berubahnya kode pada body pesawat, ternyata tipe pesawat pada penandatanganan kerjasama lisensi yang didengungkan pada khalayak ramai pun berbeda dengan yang saya perkirakan sebelumnya. Tipe pesawat yang didengungkan untuk dilisensi adalah C-295 dan nama lokalnya adalah CN-295, berbeda dengan penamaan pesawat hasil lisensi selama ini yang hendaknya adalah NC-295.

Saturday 29 October 2011

NC-295, Demi Masa Depan N-219, PTDI, dan Industri Dirgantara Indonesia


Tulisan ini dibuat sudah beberapa hari sejak berita pengujian pesawat angkut sedang tipe C-295 dengan tail number EC-296 oleh TNI-AU dan PTDI didengungkan di berbagai media cetak dan elektronik. Bagi saya pribadi berita ini terasa bagaikan air mineral yang sungguh sejuk untuk kita nikmati ketika berbuka puasa. Setelah berbagai berita miring mengenai PTDI akhirnya muncul juga berita yang insya Allah akan membawa angin segar untuk kemajuan PTDI dan industri dirgantara Indonesia.

Pic 1. Pesawat C-295 dengan tail number EC-296 tiba pertama kali

Pesawat dengan tail number EC-296 ini sejatinya bukanlah hasil produksi PTDI, pesawat ini berkunjung ke wilayah udara Indonesia demi membawa misi suci membuka kerjasama baru antara PTDI, TNI-AU, serta Airbus Military yang merupakan anak perusahaan EADS, dedengkot industri militer di wilayah Uni Eropa.

EC-296, pesawat yang kini ber-cat abu-abu khas TNI-AU dengan name marking "Ciudad de Sevilla" yang berarti "Kota Sevilla" dalam bahasa Indonesia ini kini memiliki tanda bendera merah putih di bagian bawah kokpitnya serta marking NC-295 di fuselage depannya. EC-296 merupakan prototype kedua pesawat tipe C-295 buatan CASA (sekarang bagian dari Airbus Military) dan terbang perdana pada tahun 1998. Sudah jelas bahwa EC-296 bukan pesawat yang baru kemarin sore keluar dari hanggar tempat ia dibuat.

Wednesday 19 October 2011

Renungan Keluarga, "Aku Terpaksa Menikahinya"


Setiap orang pasti memiliki pandangannya masing-masing mengenai keluarga yang ideal. Setiap orang juga berhak untuk melakukan apapun, khususnya dalam memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Kadang kala kita lupa bahwa kita memiliki anugerah yang sungguh luar biasa, bahkan pada beberapa kasus tidak jarang kita menyiakan anugerah tersebut.


Tulisan berikut ini bukanlah kisah atau hasil karya saya, kisah ini saya peroleh dari postingan seseorang di forum kaskus. Semoga apa yang tersirat dalam tulisan ini menyalurkan pahala bagi penulisnya dan memberikan ilmu yang bermanfaat untuk kita semua. Semoga dengan membaca tulisan berikut ini kita tercambuk untuk berusaha lebih keras dalam memberikan yang terbaik untuk keluarga kita

Quoted article:
Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Sunday 18 September 2011

Terbang dan Peduli Dengan Emergency Exit


Kompasiana merupakan wahana microblogging yang tak henti-hentinya menjadi tempat bagi saya untuk menemukan dan meng-explore berbagai tulisan bermutu dan menarik. Hari ini sebuah tulisan yang berjudul "18 Calon Pahlawan di Penerbangan Lion Semalam" sedikit mengusik hati saya untuk berbagi dan sedikit menulis review.

Emergency exit doors merupakan salah satu bagian paling krusial dalam proses penyelamatan penumpang ketika terjadi masalah pendaratan pada suatu pesawat terbang. Namun saya yakin, tidak cukup banyak orang yang cukup memperhatikan dan peduli dengan peran yang harus diembannya ketika ia mendapatkan posisi tempat duduk di emergency exit rows.

Saya pribadi sangat menyukai posisi emergency exit rows, apalagi pada seat A atau F yang paling dekat window. Terlepas dari fasilitas ruang yang lebih lapang dan lebih lega untuk mengambil foto kondisi di luar pesawat, emergency exit rows secara moral juga membuat saya untuk selalu ingat bahwa perjalanan udara merupakan moda transportasi dengan resiko error yang cukup frightening.

Sedikit merevisi tulisan kang Eddy Roesdiono di kompasiana, Boeing B737-900ER memiliki total 10 emergency exit doors dan 6 di antaranya memang berada di bagian tengah pesawat, hanya saja pada row 31 terdapat 4 seat yang ditambah peran dari 2 penumpang row 32 sehingga terdapat total 18 penumpang yang bertanggung jawab atas penggunaan 6 emergency exit doors tersebut. Selain itu seat pada Boeing B737-900ER Lion Air juga hanya memiliki 2 macam konfigurasi yaitu 213 penumpang all economy class atau 195 economy ditambah 10 business class. Apabila ditambah dengan kru pesawat, maka angka tersebut ditambah 2 orang kru kokpit dan 6 orang kru kabin.

Pic 1. Space kosong di sebelah kiri seat 31A tepat di depan seat 32A; Foto saya ambil di dalam kabin PK-LGW pada penerbangan rute BTH-SUB sekitar awal 2011 (click to enlarge)

Semakin besar ukuran suatu pesawat komersial maka semakin banyak emergency exit doors yang harus dia miliki, hal ini sesuai dengan aturan standar FAA yang di Indonesia diadopsi oleh DGCA. Standar yang berlaku adalah berapapun jumlah dan bagaimanapun desain emergency exit doors, poin utama yang harus mampu diperoleh adalah dapat mengeluarkan seluruh penumpang, kru kokpit, serta kru kabin dalam waktu paling lama 90 detik bahkan dengan kondisi separuh jumlah pintu mengalami blokade sekalipun.

Pic 2. Tampak 3 emergency exit doors dan 2 emergency exit windows pada sisi kanan kabin Boeing B737-900ER PK-LGM; Jumlah yang sama juga terdapat pada sisi kiri pesawat (click to enlarge)

Tuesday 13 September 2011

Renungan Tentang AYAH . . .


Ketika Beliau Tua...
Ketika beliau tua, bukanlah lagi beliau yang dulu,
Maklumilah beliau, bersabarlah dalam menghadapinya.


Ketika beliau menumpahkan kuah sayuran di bajunya,
ketika beliau tidak lagi mengingat cara mengikatkan tali sepatu,
Ingatlah saat-saat bagaimana beliau mengajarimu, membimbingmu untuk melakukannya.


Ketika beliau dengan pikunnya mengulang terus-menerus ucapan yang membosankanmu,
bersabarlah mendengar beliau, jangan memotong ucapan beliau,
Di masa kecilmu, beliau harus mengulang dan mengulang terus sebuah
cerita yang telah beliau ceritakan ribuan kali hingga dirimu terbuai dalam mimpi


Ketika beliau membutuhkanmu untuk memandikannya,
janganlah menyalahkannya.
Ingatkah dimasa kecilmu,
bagaimana beliau dengan berbagai cara membujukmu untuk mandi?


Ketika beliau kebingungan menghadapi hal-hal baru dan teknologi modern,
janganlah menertawainya.
Renungkanlah bagaimana beliau dengan sabarnya menjawab setiap "mengapa"
yang engkau ajukan disaat itu.


Ketika kedua kakinya terlalu lemah untuk berjalan,
ulurkanlah tanganmu yang muda dan kuat untuk memapahnya,
Bagaikan dimasa kecilmu beliau menuntunmu dan melangkahkan kaki untuk belajar berjalan.


Ketika beliau melupakan topik pembicaraan kita,
berikanlah sedikit waktu pada beliau untuk mengingatnya.
Sebenarnya topik pembicaraan bukanlah hal yang penting baginya,
asalkan engkau berada disisinya untuk mendengarkannya, beliau telah bahagia.


Ketika engkau melihat dirinya menua, janganlah bersedih;
Maklumilah dirinya, dukunglah beliau, bagaikan beliau terhadapmu
ketika engkau mulai belajar tentang kehidupan


Dulu beliau menuntunmu menapaki jalan kehidupan ini,
kini temanilah beliau hingga akhir jaman hidupnya.
Berilah beliau cinta kasih dan kesabaranmu,
beliau akan menerimanya dengan senyuman penuh syukur.
Di dalam senyumnya itu, tertanam kasih yang tak terhingga padamu.


sumber : www.kaskus.us (dengan berbagai perubahan di sana sini)


Semoga tulisan ini dapat memotivasi pembaca untuk lebih menghargai dan menyayangi orang tua, khususnya "Ayah". Bersyukurlah dan jangan sia-siakan waktu-mu selagi mereka masih hidup dan ada di dekatmu. Janganlah pernah lupa untuk mendo'akan mereka di sela sholat-mu dan di sela-sela waktu luangmu. Semoga kita menjadi orang-orang yang mampu memberikan yang terbaik untuk kedua orang tuanya.

Karakter Ayah Ideal [Ayah Juara]


Satu lagi artikel inspiratif dari Kompasiana, saya yakin dapat menginspirasi setiap pria yang sudah mulai merencanakan atau mungkin sedang menjalankan proses hidupnya sebagai seorang ayah dan  sekaligus kepala keluarga yang tentunya membaca dan meresapi artikel ini.

"Keluarga juara" lahir dari dukungan "ayah juara" yang senantiasa didukung oleh ibu dan putra-putri yang saling sayang dan mendukung satu dengan lainnya

Menjadi suami belum tentu menjadikan seorang pria menjadi ayah, dan menjadi seorang ayah belum tentu menjadikan seorang pria menjadi panutan yang dapat menjadikan keluarganya menjadi sakinah, mawaddah, warahmah serta kelak meraih surga. Karena itulah tiap pria perlu dan harus senantiasa belajar dan mengintrospeksi diri demi memberikan yang terbaik untuk keluarga yang dipimpinnya, mari kita bekerja keras menjadi pria-pria yang mampu mewujudkannya dan menjadi "ayah juara" untuk keluarga dan dunia di sekitar kita.

Quoted article :

Sudahkan Anda Menjadi Ayah?
Jika anda seorang lelaki, kemudian menikah dan memiliki anak, sejak saat itu anda adalah seorang ayah. Anda akan disebut Bapak, Ayah, Daddy, Papa, Papi, Abi, Abah atau sebutan  lain semacam itu oleh anak anda. Status anda secara resmi dan formal adalah seorang suami dan sekaligus seorang ayah. Namun pertanyaannya adalah, apakah anda sudah “menjadi” ayah?

“Menjadi” adalah sebuah proses, namun juga hasil. Proses menjadi ayah, dan hasil akhirnya : anda menjadi ayah. Saat berbicara proses, untuk menjadi ayah tentu saja memerlukan  sejumlah langkah dan usaha nyata. Langkah yang dimaksud bukan hanya menikah dan memiliki anak, namun lebih penting lagi adalah proses untuk memenuhi karakteristik sebagai ayah.  Banyak kalangan masyarakat kurang memiliki kesadaran untuk berusaha memiliki karakter sebagai ayah. Mereka menjadi ayah semata-mata karena proses biologis, bahwa kenyataannya  mereka telah memiliki anak.

Menjadi ayah semestinya diawali dengan menyiapkan diri untuk memiliki karakter seorang ayah ideal, atau dalam istilah lain adalah “ayah juara”. Paling tidak ada tujuh karakteristik yang diperlukan untuk menjadi ayah ideal, yaitu kepemimpinan, keteladanan, kehangatan, optimisme, kecerdasan, kekuatan dan kelembutan.

Tuesday 6 September 2011

Garuda Indonesia GA-303, It Was An Awesome Flight


Flight Garuda Indonesia GA-303 yang melayani rute Surabaya (SUB) - Jakarta (CGK) pada tanggal 2 September 2011 telah mengukirkan sebuah pengalaman yang luar biasa berharga bagi saya. Pada kesempatan itulah untuk kali pertama saya bersama istri tercinta dan si kecil di dalam kandungan bundanya melakukan perjalanan udara, khususnya dengan Garuda Indonesia. Sebelumnya belum pernah kami berada pada satu flight yang sama, pada flight kali ini pula istri tercinta dan si kecil pertama kali melakukan perjalanan udara.

Kami berangkat dari Leces - Probolinggo sekitar pukul 00.30 WIB dan Alhamdulillah 3,5 jam kemudian kami telah tiba di lobi departure terminal internasional Juanda International Airport. Tanpa pikir panjang kami pun langsung check-in, kebetulan pukul 04.00 WIB pintu masuk lobi check-in sudah dibuka. Tak lama kami menunggu di dalam dan proses check-in pun selesai 10 menit kemudian. Hari ini kami mengejar pesawat pertama yang berangkat pukul 06.00 WIB, itulah mengapa pagi buta begini kami sudah harus ada di Juanda International Airport.

Check-in process has done dan ticket untuk boarding pun sudah di tangan, langsung lah kami menuju Mushalla untuk menunaikan shalat Shubuh. Nantinya kami berangkat melalui Gate 8 yang memang sudah menjadi Gate langganan Garuda Indonesia di Juanda International Airport, karena itulah kami menunaikan shalat di Mushalla yang lokasinya paling dekat dengan Gate 8. Salah satu lokasi yang paling saya sukai di tiap bandara ada adanya Mushalla yang bersih dan terawat, Alhamdulillah di Juanda International Airport ini pihak PT. Angkasa Pura I (Persero) merawat tempat ibadah ini dengan baik.

Pic 1. Modal terbang bersama flight GA-303, 2 tiket economy class Garuda Indonesia yang dipesan sekitar sebulan sebelum keberangkatan (click to enlarge)