Belum ada 24 jam sejak artikel mengenai lisensi NC-295 yang saya tulis sebelumnya saya post di blog ini. Pagi ini saya menemukan bahwa pesawat yang "dicoba" oleh Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono ketika penandatanganan MoU lisensi C-295 pada tanggal 26 Oktober 2011 telah berganti kode menjadi CN-295. Sejatinya pesawat tersebut adalah sama, yaitu pesawat berjenis C-295 dengan tail number EC-296.
di Lanud Halim Perdana Kusuma (click to enlarge)
Masih terkait dengan berubahnya kode pada body pesawat, ternyata tipe pesawat pada penandatanganan kerjasama lisensi yang didengungkan pada khalayak ramai pun berbeda dengan yang saya perkirakan sebelumnya. Tipe pesawat yang didengungkan untuk dilisensi adalah C-295 dan nama lokalnya adalah CN-295, berbeda dengan penamaan pesawat hasil lisensi selama ini yang hendaknya adalah NC-295.
Mengacu pada penamaan berbagai tipe pesawat terbang baik itu fixed ataupun rotary wing yang sebelumnya telah diproduksi oleh PTDI, setiap pesawat yang merupakan hasil lisensi selalu diberi nama depan "Nusantara" yang diikuti oleh penamaan asli pesawat yang dimaksud. Sebagai contoh adalah sebagai berikut :
Pada kasus lisensi C-295 ini sepertinya ada hal yang berbeda, entah penamaannya atau memang kerjasamanya yang berbeda. Dahulu kala CN-235 diberi nama seperti itu karena memang bukan merupakan hasil kerjasama lisensi. CN-235 dibuat melalui program joint development yang dimulai pada tahun 1980, jauh berbeda dengan program kerjasama C-295 yang jelas-jelas merupakan produk hasil pengembangan sendiri oleh CASA (kini Airbus Military).
Apabila penamaan CN-295 merupakan awal dari sebuah joint development tentunya itu suatu berita yang sangat baik. Akan tetapi meskipun ini merupakan kerjasama lisensi yang semata-mata kerjasama produksi tipe yang sudah ada, hendaknya ke depan produksi pesawat ini dapat menjadi tulang punggung production line di PTDI, mampu menjadi produk unggulan, serta dapat menyokong pembiayaan riset untuk pesawat-pesawat baru, khususnya N-219 yang saat ini sedang dikembangkan dan memerlukan dana yang tidak sedikit. Bravo PTDI, Bravo industri dirgantara Indonesia, Bravo Indonesia!!!
di Lanud Husein Sastranegara (click to enlarge)
Pic 3. EC-296 ketika diinspeksi oleh
Presiden Dr. H Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Pertahanan, petinggi PTDI, dan perwakilan Airbus Military
sumber foto : kompas dan internet
4 comments:
ini blognya menceritakan tentang pesawat y a sob temanya,,hehe keren,,,oh ya sxalian izin follow,, follow balik ya,, salam sahabat
ndak sih, tema-nya suka-suka, kebetulan salah satu interest ada di situ, jadi ya nulis itu.......
already followed, tenkyu ya mas bro.......:)
wouuw, cool deh posting ttg pesawatnya. Benar2 'buta' ttg pesawat, jd sdkit tahu sekarang. Thx ya..
sama2, paling ndak info yg dtulis ndak bodr*x macem di koran, hehe.......
Post a Comment