Sunday 30 October 2011

Dan NC-295 pun Menjadi CN-295


Belum ada 24 jam sejak artikel mengenai lisensi NC-295 yang saya tulis sebelumnya saya post di blog ini. Pagi ini saya menemukan bahwa pesawat yang "dicoba" oleh Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono ketika penandatanganan MoU lisensi C-295 pada tanggal 26 Oktober 2011 telah berganti kode menjadi CN-295. Sejatinya pesawat tersebut adalah sama, yaitu pesawat berjenis C-295 dengan tail number EC-296.

Pic 1. Pesawat C-295 dengan tail number EC-296 mendarat pertama kali
di Lanud Halim Perdana Kusuma (click to enlarge)

Masih terkait dengan berubahnya kode pada body pesawat, ternyata tipe pesawat pada penandatanganan kerjasama lisensi yang didengungkan pada khalayak ramai pun berbeda dengan yang saya perkirakan sebelumnya. Tipe pesawat yang didengungkan untuk dilisensi adalah C-295 dan nama lokalnya adalah CN-295, berbeda dengan penamaan pesawat hasil lisensi selama ini yang hendaknya adalah NC-295.

Saturday 29 October 2011

NC-295, Demi Masa Depan N-219, PTDI, dan Industri Dirgantara Indonesia


Tulisan ini dibuat sudah beberapa hari sejak berita pengujian pesawat angkut sedang tipe C-295 dengan tail number EC-296 oleh TNI-AU dan PTDI didengungkan di berbagai media cetak dan elektronik. Bagi saya pribadi berita ini terasa bagaikan air mineral yang sungguh sejuk untuk kita nikmati ketika berbuka puasa. Setelah berbagai berita miring mengenai PTDI akhirnya muncul juga berita yang insya Allah akan membawa angin segar untuk kemajuan PTDI dan industri dirgantara Indonesia.

Pic 1. Pesawat C-295 dengan tail number EC-296 tiba pertama kali

Pesawat dengan tail number EC-296 ini sejatinya bukanlah hasil produksi PTDI, pesawat ini berkunjung ke wilayah udara Indonesia demi membawa misi suci membuka kerjasama baru antara PTDI, TNI-AU, serta Airbus Military yang merupakan anak perusahaan EADS, dedengkot industri militer di wilayah Uni Eropa.

EC-296, pesawat yang kini ber-cat abu-abu khas TNI-AU dengan name marking "Ciudad de Sevilla" yang berarti "Kota Sevilla" dalam bahasa Indonesia ini kini memiliki tanda bendera merah putih di bagian bawah kokpitnya serta marking NC-295 di fuselage depannya. EC-296 merupakan prototype kedua pesawat tipe C-295 buatan CASA (sekarang bagian dari Airbus Military) dan terbang perdana pada tahun 1998. Sudah jelas bahwa EC-296 bukan pesawat yang baru kemarin sore keluar dari hanggar tempat ia dibuat.

Wednesday 19 October 2011

Renungan Keluarga, "Aku Terpaksa Menikahinya"


Setiap orang pasti memiliki pandangannya masing-masing mengenai keluarga yang ideal. Setiap orang juga berhak untuk melakukan apapun, khususnya dalam memberikan yang terbaik untuk keluarganya. Kadang kala kita lupa bahwa kita memiliki anugerah yang sungguh luar biasa, bahkan pada beberapa kasus tidak jarang kita menyiakan anugerah tersebut.


Tulisan berikut ini bukanlah kisah atau hasil karya saya, kisah ini saya peroleh dari postingan seseorang di forum kaskus. Semoga apa yang tersirat dalam tulisan ini menyalurkan pahala bagi penulisnya dan memberikan ilmu yang bermanfaat untuk kita semua. Semoga dengan membaca tulisan berikut ini kita tercambuk untuk berusaha lebih keras dalam memberikan yang terbaik untuk keluarga kita

Quoted article:
Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.